Bisnis di Indonesia Kini Fokus Bertahan Saat Pertumbuhan Melambat
Bisnis di Indonesia Kini Fokus Bertahan Saat Pertumbuhan Melambat |
Di tengah perlambatan ekonomi global dan tekanan domestik, pelaku bisnis di Indonesia kini lebih banyak berfokus pada strategi bertahan, ketimbang ekspansi agresif. Meskipun Indonesia mencatat pertumbuhan PDB sebesar 5,12% di kuartal kedua tahun ini, banyak sektor usaha tetap berhati-hati melihat kondisi yang belum sepenuhnya stabil.
Ketegangan geopolitik, kebijakan suku bunga tinggi di negara-negara besar, dan melemahnya permintaan ekspor membuat sebagian besar perusahaan menahan langkah ekspansi. Sektor manufaktur, logistik, hingga ritel mengaku lebih fokus menjaga arus kas dan efisiensi operasional dibandingkan membuka cabang atau memperluas pasar.
"Fokus kami tahun ini bukan pertumbuhan agresif, tapi menjaga stabilitas bisnis," ujar Rizky Pranata, CEO dari salah satu perusahaan logistik nasional.
Banyak perusahaan mengalihkan strategi ke arah berikut:
-
Efisiensi biaya operasional: pemangkasan anggaran non-prioritas dan pengoptimalan SDM.
-
Digitalisasi proses bisnis: dari manajemen gudang, pemasaran digital, hingga pelayanan pelanggan otomatis.
-
Pivot ke produk/layanan baru: beberapa UMKM dan startup melakukan penyesuaian lini produk agar sesuai dengan daya beli masyarakat saat ini.
“Perubahan perilaku konsumen memaksa kami untuk lebih adaptif dan kreatif,” kata Dinda Kartika, pemilik brand fashion lokal.
Sektor UMKM tetap menjadi kelompok paling terdampak oleh perlambatan ini, terutama yang bergerak di sektor makanan, pakaian, dan kerajinan. Namun, sebagian besar UMKM menunjukkan daya tahan yang cukup baik dengan memanfaatkan e-commerce dan platform digital untuk bertahan.
Pemerintah sendiri terus menggulirkan bantuan permodalan dan pelatihan bagi UMKM melalui program KUR (Kredit Usaha Rakyat) dan digital onboarding.
Meski situasi menantang, sejumlah sektor masih menunjukkan prospek positif, seperti:
-
Teknologi finansial (fintech)
-
Pertanian berbasis teknologi (agritech)
-
Logistik lokal dan distribusi dalam negeri
-
Energi baru & terbarukan
Ekonom menyarankan agar pelaku usaha fokus pada daya tahan bisnis sambil tetap memantau peluang pertumbuhan jangka menengah.
Di tengah ketidakpastian ekonomi, banyak bisnis di Indonesia kini mengubah strategi ke arah bertahan dan efisiensi. Fokus utama mereka adalah menjaga keberlangsungan operasional, mempertahankan tenaga kerja, dan beradaptasi dengan kondisi pasar yang berubah cepat.
"Tahun ini bukan soal siapa yang paling cepat tumbuh, tapi siapa yang paling siap bertahan," ujar seorang analis bisnis di Jakarta.