Paket Kerja dan Bansos: Pemerintah Tanggap di Tengah Perlambatan Ekonomi?

Paket Kerja dan Bansos: Pemerintah Tanggap di Tengah Perlambatan Ekonomi?

 Pemerintah Indonesia telah meluncurkan paket stimulus ekonomi senilai Rp16,23 triliun (sekitar $989 juta) pada 15 September 2025 untuk menghadapi potensi perlambatan ekonomi di kuartal keempat dan menjaga target pertumbuhan ekonomi tahunan sebesar 5,2%

Paket stimulus ini terdiri dari berbagai program yang dirancang untuk mendukung konsumsi rumah tangga, memperkuat sektor UMKM, dan menciptakan lapangan kerja baru:

• Bantuan Pangan: Sebanyak 18,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM) akan menerima 10 kg beras secara gratis.

• Program “Cash for Work”: Menyediakan pekerjaan sementara bagi lebih dari 600.000 orang melalui proyek infrastruktur dari September hingga Desember 2025.

• Insentif Pajak: Pekerja sektor pariwisata akan mendapatkan pembebasan pajak penghasilan pribadi, dan tarif pajak penghasilan untuk UMKM akan dipertahankan sebesar 0,5% hingga 2029, bukan dinaikkan menjadi 1% seperti yang sebelumnya direncanakan.

• Magang untuk Lulusan Baru: Pemerintah menyediakan program magang berbayar bagi 20.000 lulusan perguruan tinggi.

• Subsidi Asuransi: Pengemudi ojek online dan sopir truk akan mendapatkan diskon premi asuransi.

• Program Reboisasi: Pemerintah merencanakan program penanaman kembali skala besar pada 2026, mencakup 870.000 hektar lahan dan berpotensi menciptakan 1,6 juta lapangan kerja 

 Program “Red and White Cooperatives” (Koperasi Merah Putih)

Sebagai bagian dari upaya memperkuat ekonomi desa, pemerintah mengalokasikan Rp200 triliun ke lima bank BUMN untuk mendirikan 80.000 koperasi desa. Setiap koperasi dapat mengajukan pinjaman hingga Rp3 miliar dengan bunga maksimal 6%. Koperasi ini akan menjual barang kebutuhan pokok seperti gas subsidi dan pupuk, serta diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan konsumsi lokal

 Dampak Anggaran dan Defisit

Meskipun paket stimulus ini cukup besar, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa langkah-langkah tersebut tidak akan mempengaruhi proyeksi defisit anggaran 2025, yang tetap berada pada 2,78% dari PDB. Pemerintah berkomitmen untuk menjaga keseimbangan fiskal sambil mendukung pemulihan ekonomi 

Pemerintah Indonesia menunjukkan respons cepat terhadap potensi perlambatan ekonomi dengan meluncurkan paket stimulus yang komprehensif. Langkah-langkah ini bertujuan untuk meningkatkan konsumsi rumah tangga, memperkuat sektor UMKM, dan menciptakan lapangan kerja baru, sambil menjaga stabilitas fiskal negara. Keberhasilan implementasi paket ini akan sangat bergantung pada koordinasi yang efektif antara pemerintah pusat dan daerah, serta partisipasi aktif dari sektor swasta dan masyarakat.